Kamis, 17 Januari 2013

Lolos Dari Maut

By Surya Andika | At 1/17/2013 02:07:00 AM | Label : | 1 Comments

Lolos Dari Maut

“Kematian” mungkin satu kata yang paling ditakuti oleh manusia. Tadi malam saya mengalami satu kecelakaan yang cukup mengerikan, yang bisa jadi merenggut nyawa saya. Dan saya tahu pasti siapa yang meloloskan saya dari maut itu. Ternyata Tuhan masih sayang sama saya. Saya bersyukur karena saya cuma mengalami sedikit cedera di bahu kiri.
Kecelakaan tadi malam memang sempat bikin saya shock banget. Tapi justru saya menganggap kejadian itu sebagai pelajaran, mungkin salah satu pelajaran terpenting dalam hidup saya. Seminggu belakangan ini saya sering berdoa sama Tuhan, saya bilang kalau saya pantas mati atas dosa-dosa yang telah saya lakukan di dunia ini, karena itu mungkin upah yang tepat untuk dosa-dosa saya selama ini. Saya tahu Tuhan mendengar doa saya, dan saya percaya kalau tragedi tadi malam merupakan bagian dari rencana-Nya. Untungnya Tuhan masih memberi saya kesempatan hidup. Mungkin itu cuma suatu gertakan, yang juga  sebagai pukulan telak buat saya yang selama ini tidak taat pada perintah-perintahNya.
Jujur, saya takut banget kalau saya sampai meninggal. Saya tidak tahu akan ke mana, surga ato neraka. Karena selama hidup saya masih banyak melakukan hal-hal yang menyakiti hati Tuhan. Seandainya tadi malam hidup saya berakhir, mungkin saya tidak punya kesempatan lagi utk memperbaiki dosa-dosa saya. Saya bersyukur karena Tuhan masih memberi saya kesempatan untuk hidup, untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan saya, untuk membenahi hidup saya ini, dan mungkin kesempatan ini tidak akan datang 2 kali..
Saya justru bersyukur karena mengalami kejadian ini. Harusnya kita bersyukur karna saya dan teman-teman masih bisa hidup sampai sekarang ini, itu artinya Tuhan sayang banget sama kita, dan Dia masih memberi kesempatan buat kita untuk memperbaiki hidup kita.
Satu pelajaran yang bisa saya ambil dari kejadian ini. Tuhan benar-benar Maha Pengampun. Apapun yang kita lakukan di dunia ini, dosa-dosa yang kita perbuat selama ini, Tuhan akan senantiasa mengampuni, asalkan kita mau berbalik dan kembali ke jalan-Nya yang benar. Dari kejadian tadi malam ini saya ingin ambil suatu langkah besar untuk percaya dan lebih dekat lagi sama Tuhan. Karena saat kita percaya Tuhan, saat itu juga kita tahu akan ke manakah kita pergi setelah meninggal, dan kematian bukanlah menjadi suatu ketakutan bagi kita. Dan mulai saat ini saya ingin mempergunakan kesempatan yang sudah diberikan Tuhan itu sebaik-baiknya sebelum tidak ada lagi kesempatan untuk itu.

Minggu, 06 Januari 2013

KISAH AYAM N BABI :)

By Surya Andika | At 1/06/2013 08:12:00 PM | Label : | 0 Comments

Kisah Si Ayam dan Si Babi

Alkisah, ada dua binatang yang berteman akrab sejak kecil, yaitu si ayam dan si babi. Mereka selalu berjalan berdua kemanapun mereka pergi. Pada suatu hari, ketika mereka berjalan melewati hutan belantara yang jauh dari keramaian kota , mereka menemukan seorang laki-laki yang hampir mati.
Si ayam berkata: “Eh, bie! liat tuh! Kayaknya ada orang sedang berbaring didepan!”
Si babi : “Iya, yam! Gue juga… liat. Kayaknya dia sedang sekarat. Yuk kita deketin.”
Mereka melihat dari dekat, dan laki-laki itu dengan lemah berkata : “Tolong aku, aku lapar dan tidak punya makanan”
Lalu si ayam berkata kepada babi : “Eh, kasihan deh. Bie, yuk kita tolong dia.”
Sahut si babi : “Tapi gimana yam ? Kita kan nggak bawa bekal apa-apa ?”
Si ayam berkata : “Ya sudah, apa yang ada pada diri kita saja kita olah menjadi makanan, setuju?”
Babi mengangguk : “Baiklah, kalau itu bisa menyelamatkan nyawa orang itu, saya bersedia.”
Singkat cerita, mereka masing-masing memberikan bagian diri mereka, mengolahnya menjadi makanan dan memberikan kepada laki-laki tersebut. Ia sangat berterimakasih, kesehatannya telah pulih dan ia melanjutkan perjalanannya. Si ayam dan si babi pun melanjutkan perjalanannya berdua.
Si ayam berkata : “Senang yach, rasanya, kita bisa menjadi berguna untuk orang lain….”
Si babi membalas : “Iya sih, aku juga senang. tapi kamu jalannya jangan cepat-cepat yam, aku tadi memberikan satu kakiku untuk menjadi makanannya, kamu sih enak, bisa bertelur….”
Cerita diatas menggambarkan 2 tipe dalam memberi, yaitu memberi dalam kelimpahan dan memberi dalam kekurangan. Sifat ini dapat kita refleksikan dalam diri kita, yaitu ketika kita memberikan persembahan dalam gereja, boleh ditanyakan dalam diri kita sendiri: “Apakah saya merasa sudah memberikan yang terbaik untuk Tuhan?” Biarlah hati nurani masing-masing yang menjawabnya.
Saya jadi ingat, ketika Tuhan Yesus memperhatikan orang-orang yang memberi persembahan. Orang-orang kaya memberi persembahan dari kelimpahannya, Tetapi seorang janda miskin memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkahnya. (Lukas 21:4). Orang yang memberikan dari kelimpahannya memberi sedikit bagian untuk Tuhan Dan sisa bagian yang jauh lebih banyak untuk dirinya sendiri, sedangkan si janda miskin memberikan seluruh bagiannya untuk Tuhan dan tidak ada bagian untuk dirinya sendiri. Itulah sebuah kenyataan, bahwa setiap orang memiliki kasih yang berbeda untuk Tuhan kita.
Kehendak Tuhan adalah supaya kita mengasihiNya dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan kita.
Tuhan memang tidak butuh harta kita. Ia adalah pemilik surga dan bumi. Jika Ia mau, Ia bisa mengambil semua harta kita. Tuhan menginginkan hati kita, supaya kita berserah kepadaNya. Namun hal ini tidak akan terjadi sepenuhnya sebelum hati kita masih menyayangi harta duniawi. Alkitab berkata : “Dimana hartamu berada, disitu pula hatimu berada” (Mat 6:21).
Dimana hartamu berada, disitu pula hatimu berada.

KEBAHAGIAAN ADALAH PILIHAN

By Surya Andika | At 1/06/2013 07:51:00 PM | Label : | 0 Comments


Kebahagiaan Adalah Pilihan

Seorang lelaki berumur 92 tahun yang mempunyai selera tinggi, percaya diri, dan bangga akan dirinya sendiri, yang selalu berpakaian rapi setiap hari sejak jam 8 pagi, dengan rambutnya yang teratur rapi meskipun dia buta, masuk ke panti jompo hari ini.
Istrinya yang berumur 70 tahun baru-baru ini meninggal, sehingga dia harus masuk ke panti jompo. Setelah menunggu dengan sabar selama beberapa jam di lobi, dia tersenyum manis ketika diberi tahu bahwa kamarnya telah siap.
Ketika dia berjalan mengikuti penunjuk jalan ke elevator, aku menggambarkan keadaan kamarnya yang kecil, termasuk gorden yang ada di jendela kamarnya. “Saya menyukainya”, katanya dengan antusias seperti seorang anak kecil berumur 8 tahun yang baru saja mendapatkan seekor anjing. “Pak, Anda belum melihat kamarnya, tahan dulu perkataan tersebut.”
“Hal itu tidak ada hubungannya”, dia menjawab. “Kebahagiaan adalah sesuatu yang kamu putuskan di awal. Apakah aku akan menyukai kamarku atau tidak, tidak tergantung dari bagaimana perabotannya diatur tapi bagaimana aku mengatur pikiranku. Aku sudah memutuskan menyukainya. Itu adalah keputusan yang kubuat setiap pagi ketika aku bangun tidur. Aku punya sebuah pilihan; aku bisa menghabiskan waktu di tempat tidur menceritakan kesulitan-kesulitan yang terjadi padaku karena ada bagian tubuhnya yang tidak bisa berfungsi lagi, atau turun dari tempat tidur dan berterima kasih atas bagian-bagian yang masih berfungsi.”
Ingat-ingatlah lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia :
1. Bebaskan hatimu dari rasa benci.
2. Bebaskan pikiranmu dari segala kekuatiran.
3. Hiduplah dengan sederhana.
4. Berikan lebih banyak.
5. Jangan terlalu banyak mengharap.

PROYEK AKHIR SEORANG ARSITEK

By Surya Andika | At 1/06/2013 07:50:00 PM | Label : | 0 Comments

Proyek Terakhir Seorang Arsitek

Sebuah kisah, ada seorang arsitek yang bekerja di suatu perusahaan .
Setelah bertahun-tahun mengabdi pada perusahaan tersebut, si arsitek karena sudah berusia cukup tua berencana untuk pensiun. Namun karena dedikasi si arsitek tersebut kepada perusahaan amatlah tinggi dan posisinya sangat penting di perusahaan tersebut, si manajer perusahaan tidak mengizinkannya untuk pensiun.
Si Arsitek bersikeras untuk tetap pensiun. Karena ia merasa sudah saatnya untuk pensiun. mengingat usianya yang sudah lanjut, dan ingin segera manghabisi sisa hidupnya.
Akhirnya setelah berkali-kali membujuk si manajer, Si arsitek pun mendapatkan izin untuk pensiun, dengan syarat ia harus mengerjakan proyek istimewa yang diberikan oleh manajer.
Proyek istimewa tersebut adalah ia harus merancang sebuah bangunan rumah di atas tanah seluas 500m2 dengan dana yang akan disediakan oleh perusahaan. Jangka waktu yang ditentukan adalah empat bulan lamanya.
“Baiklah saya akan mengerjakan proyek tersebut. Bahkan saya akan mengerjakannya hanya dalam waktu 2 bulan saja.” Ucap si arsitek tersebut.
Akhirnya si arsitek tersebut pun mulai mengerjakan proyek tersebut.
Ia membuat bangunannya hanya seluas seratus meter. Sisanya hanya ia biarkan saja menjadi halaman kosong.
“Untuk meminimal dana!” Pikirnya.
Bahan material bangunan tersebut ia gunakan yang kualitas tiganya. Karena ia pikir proyek ini haruslah dibuat seminimal mungkin biayanya. Agar perusahaan tidak banyak keluar dana. Perancangan keseluruhannya pun bisa terbilang biasa saja. Hanya dikerjakan “sejadinya’.
“Toh, ini hanya proyek biasa saja. Bukan proyek istimewa seperti yang dikatakan. Hanya membangun rumah sederhana saja.” pikirnya.
Akhirnya dua bulan kemudian, rumah tersebut pun jadi. dari luar bangunan rumah tersebut memang terlihat sangat istimewa. Namun bahan-bahan bangunan yang digunakan adalah bahan-bahan kualitas rendah. Bukan kualitas yang bagus.
Ia pun melapor kepada menajer perusahaannya bahwa ia telah memyelesaikan pekerjaan yang disebut “Proyek Istimewa” tersebut. Dan ia memohon diri untuk segera pensiun dan berhenti bekera.
“Baiklah kamu boleh pensiun. Dan hari ini kita akan mengadaan acara pelepasan kamu bersama seluruh staf dan karyawan di perusahaan ini.” Ucap si manajer.
Akhirnya berkumpulah seluruh staf dan karyawan perusahaan tersebut di sebuah ruangan untuk mengadakan pelepasan si arsitek yang ingin pensiun itu.
“Saudara-saudara sekalian, hari ini arsitek senior kita ini akan pensiun. Sebagai penghormatan perusahan atas jasa dan dedikasinya, maka kami memberikan hadiah sebuah rumah yang baru saja ia dirikan.”
Seluruh hadirin pun bertepuk tangan. Namun si arsitek terbengong-bengong mendengar pernyataan manajernya itu.
“Kalau saja saya lebih lama mengerjakan proyek pembangunan rumah tersebut…..
Kalau saja saya membuat rumah tersebut lebih bagus lagi….
Kalau saja bahan bagunan yang saya gunakan adalah bahan-bahan kualitas terbaik….
Kalau saja saya mendirikan bangunan rumahnya lebih besar lagi….
Kalau saja saya …..
Kalau saja ……
Kalau saja…..”
Begitulah kehidupan di dunia ini. Hakikatnya apapun yang kita lakukan, apa yang kita kerjakan, apa yang kita berikan akan kembali ke diri kita sendiri. Semuanya akan bermanfaat dan berikan manfaat kepada diri kita sendiri kelak, begitu pula dengan keburukan yang kita kerjakan . Apa yang kita tabur, pasti akan kita tuai.
Posting Lama ►
 

Blogger Themes

Likke yaa Sahabat

Copyright © 2012. Jesus My Savior - All Rights Reserved B-Seo Versi 4 by Bamz